Sunday 11 January 2009

NILAI DAN KEHIDUPAN 2 : 0, 1 DAN 2, TAPI 3..........



Dalam setiap pekerjaan yang dilakukan oleh manusia, pastinya mengharapkan hasil atau pulangan yang baik dan memuaskan. Tidak kiralah hasil itu sama ada berupa material atau bukan. Skala hasil atau pulangan itu pula mungkin bertumpu kepada individu itu sendiri atau orang lain, keluarga, masyarakat, agama atau Negara.

Antara usaha dan pulangan ada ketikanya setimpal atau sebaliknya. Dalam situasi yang positif, usaha adalah setimpal dengan pulangan atau melebihi usaha. Sebaliknya dalam keadaan yang kurang baik, pulangan yang diterima adalah sedikit berbanding daya usaha yang dilakukan. Pada ketika inilah biasanya timbul nada-nada kecewa pada individu-individu tertentu. Maka, keluarlah ungkapan seperti “buat apa bekerja lebih kalau hasilnya hanya sedikit, kalau begini lebih baik tiada, penat-penat aku kerja ini saja aku dapat” dan sebagainya.

Secara relatifnya, bilangan atau angka satu itu adalah kecil dan sedikit. Bagaimanpun kita harus sedar, ia adalah jauh lebih baik daripada langsung tiada atau kosong . Tambahan pula, nada-nada yang sumbang itu agak kurang bertepatan dengan peranan manusia yang harus sentiasa menghargai dan mensyukuri setiap pemberian sama ada daripada sesama manusia atau dari penciptanya. Banyak atau sedikit adalah persoalan yang lain.

Mensyukuri sesuatu yang diperolehi bukanlah bermakna menerimanya secara mutlak tanpa sebarang usaha untuk mendapat sesuatu yang lebih baik lagi. Walaupun “ada” itu jauh lebih baik daripada lanngsung tiada, tetapi “banyak” pastinya lebih baik daripada “sedikit”. Dalam konteks ini, ia bukan dirujuk pada persoalan nafsu tamak haloba, tetapi lebih merupakan satu inisiatif untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dalam hidup. Pendek kata, bersyukurlah dengan apa yang ada kerana ia lebih baik daripada langsung tiada, tetapi dalam masa yang sama sentiasalah berusaha untuk meningkatkanya.

Lebih baik ada APA-APA daripada langsung tiada APA-APA. Tambah baik lagi kalau APA-APA yang ada itu diAPA-APAkan agar menjadi APA-APA yang lebih baik APA-APA itu apa ? Apa saja yang kita rasa baik untuk diri dan sekitaran kita. 1 sudah jauh lebih baik daripada 0. Tapi lebih baik lagi kalau 1 itu diusahakan menjadi 2. Bagaimana pun kita jangan lupa bahawa ada lagi yang lebih baik daripada 2 iaitu 3. Carilah yang terbaik dalam hidup kita.

2 comments:

Anonymous said...

Dalam konteks perbicaraan tuan dalam tema "0,1 dan 2, TAPI 2....",saya merenung bahawa andaian-andaian itu sememangnya benar.tidak di nafikan bahawa setiap tingkat kehidupan itu bermula sebenarnya daripada peringkat yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi. kalau diibaratkan kehidupan itu daripada seorang bayi menjadi menjadi seorang kanak-kanak,daripada kanak-kanak menjadi seorang remaja dan begitulah seterusnya..kalau berbicara tentang rumah tangga pula,saya melihat konsep 0,1 dan 2 tapi 3 itu lebih rigid.berdasarkan pandangan saudara adakah 0,1 dan 2 tapi 3 itu boleh kita tafsirkan atau dengan kata lain digunakan dalam ruangan poligami?

Pengurusan Zon Pantai said...

Keutamaan Taubat dan Orang-orang yang Bertaubat dalam al Qur'an
Tentang dorongan dan anjuran untuk bertobat, Al Qur'an berbicara:

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222).

Maka derajat apa yang lebih tinggi dari pada mendapatkan kasih sayang Rabb semesta alam.

Dalam menceritakan tentang ibadurrahman yang Allah SWT berikan kemuliaan dengan menisbahkan mereka kepada-Nya, serta menjanjikan bagi mereka surga, di dalamnya mereka mendapatkan ucapan selamat dan mereka kekal di sana, serta mendapatkan tempat yang baik. Firman Allah SWT:

"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)dosa(nya)." (QS. Al Furqaan: 68-70.).

Keutamaan apalagi yang lebih besar dari pada orang yang bertaubat itu mendapatkan ampunan dari Allah SWT , hingga keburukan mereka digantikan dengan kebaikan?

Dan dalam penjelasan tentang keluasan ampunan Allah SWT dan rahmat-Nya bagi orang-orang yang bertaubat. Allah SWT berfirman:

"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Ayat ini membukakan pintu dengan seluas-luasnya bagi seluruh orang yang berdosa dan melakuan kesalahan. Meskipun dosa mereka telah mencapai ujung langit sekalipun. Seperti sabda Rasulullah Saw:

"Jika kalian melakukan kesalahan-kesalahan (dosa) hingga kesalahan kalian itu sampai ke langit, kemudian kalian bertaubat, niscaya Allah SWT akan memberikan taubat kepada kalian." (Hadist diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abi Hurairah, dan ia menghukumkannya sebagai hadits hasan dalam kitab sahih Jami' Shagir - 5235)

Di antara keutamaan orang-orang yang bertaubat adalah: Allah SWT menugaskan para malaikat muqarrabin untuk beristighfar bagi mereka serta berdo'a kepada Allah SWT agar Allah SWT menyelamatkan mereka dari azab neraka. Serta memasukkan mereka ke dalam surga. Dan menyelamatkan mereka dari keburukan. Mereka memikirkan urusan mereka di dunia, sedangkan para malaikat sibuk dengan mereka di langit. Allah SWT berfirman:

"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka kedalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak -bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari(pembalasan?)kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar." (QS.Ghaafir: 7-9).

Terdapat banyak ayat dalam Al Qur'an yang mengabarkan akan diterimanya taubat orang-orang yang melakukan taubat jika taubat mereka tulus, dengan banyak redaksi. Dengan berdalil pada kemurahan karunia Allah SWT, ampunan dan rahmat-Nya, yang tidak merasa sempit dengan perbuatan orang yang melakukan maksiat, meskipun kemaksiatan mereka telah demikian besar.

Seperti dalam firman Allah SWT:

"Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang? ." (QS. At-Taubah: 104)

"Dan Dialah Yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan memaafkan kesalahan-kesalahan." (QS. Asy-Syuuraa: 25)

Dan dalam menyipati Dzat Allah SWT: "Yang mengampuni dosa dan menerima taubat." (QS. Ghaafir: 3)

Terutama orang yang bertaubat dan melakukan perbaikan. Atau dengan kata lain, orang yang bertaubat dan melakukan amal yang saleh. Seperti dalam firman Allah SWT dalam masalah pria dan wanita yang mencuri:

"Maka barangsiapa yang bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu, dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maaidah: 39)

"Tuhanmu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya, dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al An'aam: 54)

"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah itu, dan memperbaiki ( dirinya) sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl: 119)

Puja-puji terhadap Allah SWT dengan nama-Nya "at-Tawwab" (Maha Penerima Taubat) terdapat dalam al Quran sebanyak sebelas tempat. Seperti dalam do'a Ibrahim dan Isma'il a.s.:

"Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Baqarah: 128).

Juga seperti dalan sabda Nabi Musa kepada Bani Israil setelah mereka menyembah anak sapi:

"Maka bertaubatlah kepada Tuhan Yang menjadikan kamu, dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu, pada sisi Tuhan Yang menjadikan kamu, maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang ." (QS. Al Baqarah: 54)

Allah SWT berfirman kepada Rasul-Nya:

"Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohon ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisa: 64)